Pamanku Kesalahanku

Jangan Berani Menyentuhnya 



Jangan Berani Menyentuhnya 

0Pada malam hari, Mo Yangyang pulang ke rumah dan melihat luka di wajah Latiao. Ia sangat marah sehingga ingin sekali ke sekolah untuk menemui guru.     
0

Setelah menjelaskan kepada mamanya, Latiao berkata, "Tidak apa-apa, Paman Xie telah memberi pelajaran keluarga Gao Tianbao itu."     

Bocah itu berkata dengan santai, tetapi matanya tertuju pada Mo Yangyang untuk mengamati reaksinya.     

Mengetahui itu, Mo Yangyang sangat takut hingga ponselnya jatuh ke lantai. Wajahnya pun terlihat pucat di bawah cahaya lampu. Kemudian ia merespon dengan tergagap-gagap, "D...dia ... bagaimana dia bisa muncul?..."     

Latiao memiringkan kepala dan wajahnya dengan ekspresi yang juga kebingungang, "Aku tidak tahu, aku juga merasa aneh!"     

"Ma... menurutmu, kenapa Paman Xie begitu peduli dengan urusan kita? Hari ini, dia juga bilang bahwa aku adalah anaknya."     

Jantung Mo Yangyang terpukul sejenak, lalu tanpa sadar menjawab, "Kamu bukan anaknya."     

Latiao pun mengangguk, "Aku tahu itu. Hanya saja Ma…, dia terlihat tidak memiliki sesuatu yang dirahasiakan. Kurasa, dia ingin mengejarmu!"     

Detak jantung Mo Yangyang tiba-tiba bertambah cepat, "Sudah, jangan terlalu banyak membicarakan hal yang tidak penting. Lagi pula, bagaimana mungkin bisa begitu?"     

Latiao masuk ke dalam pelukan Mo Yangyang, "Tapi... kalau begitu, apa yang diinginkannya? Menurutku, dia pasti menganggap mama adalah perempuan yang secantik bunga, dia juga berekspektasi bahwa aku anak yang pintar dan cerdas. Dengan menikahi mama, dia akan memiliki istri yang manis dan anak laki-laki yang pintar. Setelah itu, dia akan punya satu langkah lagi menuju puncak kehidupan!"     

Suara lembut, imut, nan kekanakan, serta ditambah dengan membicarakan soal kehidupan secara berlebihan, membuat mulut Mo Yangyang berkedut sejenak. Ia pun mencubit kulit lembut di wajah Latiao dan memberi pengertian padanya, "Anak kecil, dari siapa kamu belajar kata-kata itu?"     

Latiao terkekeh, "Di televisi, Ma. Namun, apakah menurutmu kata-kataku benar?"     

"Sudah, tidurlah!"     

Setelah Latiao tidur, Mo Yangyang mengirim pesan WeChat ke Lan Dongzhi.     

Mo Yangyang, [Dongzhi… Dongzhi... bajingan Xie Xize itu datang ke sekolah anakku. Dia memberi pelajaran pada perundung anakku. Kurasa dia pasti sudah tahu identitasku.]     

Namun di tempat lain, tepatnya di kamar mewah dan luas yang penuh cahaya redup dari lampu-lampu tersebut, Lan Dongzhi tampak sudah memeluk selimut. Namun suara notifikasi pesannya muncul dan membuatnya dengan tenang membuka ponsel sejenak.      

Baru saja melihat ponsel sekilas, tangannya tiba-tiba kosong lantaran ponselnya diambil.      

Sebuah suara parau terdengar dalam kegelapan, "Temanmu ini... menarik juga!"     

Lan Dongzhi tiba-tiba berbalik badan, kemudian berkata dengan lantang, "Kalau kamu berani menyentuhnya, aku akan menghadangmu mati-matian!"     

Lelaki itu tiba-tiba menekan tubuh Lan Dongzhi, suaranya serak dan malas pun kembali terdengar, "Oke, aku tidak menyentuhnya. Aku hanya akan menyentuhmu!"     

*****     

Sejak hari itu, Mo Yangyang bertarung dengan ketakutannya selama dua hari. Xie Xize pun tidak muncul, tetapi masih tidak berani menganggapnya tidak datang dengan ceroboh. Ia merasa harus memakai masker mulut selama di restoran, menutupi mukanya erat-erat.      

Di sore hari jam 3 lebih beberapa menit, Mo Yangyang menerima pesanan dari aplikasi pesan antar.      

Mo Yangyang pun memasak makanan. Setelah selesai membungkusnya, ia berkata kepada lelaki muda yang sedang menyeka meja, "Xiao Chu, aku mau mengantarkan pesanan. Jaga restorannya, aku akan segera kembali."     

Mo Yangyang sudah merekrut pegawai baru. Pegawai itu adalah seorang anak laki-laki yang tampak baru berusia 17 sampai 18 tahun. Penampilannya bersih dan segar. Matanya cerah, alisnya tipis, bibirnya merah, dan giginya putih. Jika berada di sekolah, pasti sudah menjadi lelaki populer idaman gadis-gadis.      

Mata Xiao Chu sangat cerah, seolah-olah ada galaksi di matanya. Saat mendengar seruan dari Mo Yangyang, ia pun mengangguk. Anak ini juga memberi isyarat lewat tangan kepada Mo Yangyang seakan mengatakan, 'Tenang saja, aku akan menjaga restorannya.'     

Benar, Xiao Chu ini tuna wicara. Ia tidak bisa bicara.      

Mo Yangyang merekrutnya secara tidak sengaja. Tepatnya pada lusa kemarin malam, anak ini datang ke restoran untuk makan. Ia hanya memesan semangkuk mie.      

Mo Yangyang mengira bahwa dirinya akan memakannya sendiri. Namun ternyata, ia dengan sangat hati-hati mengeluarkan seekor bayi kucing dari pelukannya dan dengan hati-hati juga memberinya makan.     

Adegan memberi makan kucing itu tentu sangat menyentuh. Mo Yangyang tiba-tiba merasa bahwa ternyata masih ada kebaikan di dunia ini.     

Kemudian setelah melalui komunikasi yang sulit, Xiao Chu akhirnya menjadi pegawai baru Mo Yangyang.     

Mo Yangyang saat itu hanya berpikir bahwa seseorang yang bisa berbuat baik kepada hewan, biasanya bukan orang jahat!     

Saat ini, Mo Yangyang sudah membawa makanan yang dipesan lewat aplikasi pesan antar dan berangkat. Ia pun menyusuri jalan sesuai dengan alamatnya dan akhirnya tiba di tempat tujuan.     

Mo Yangyang mengetuk pintu, "Halo, pesanan Anda..."     

Belum selesai bicara, sebuah tangan tiba-tiba terulur keluar dari pintu untuk membungkam mulut Mo Yangyang. Kemudian, Mo Yangyang diseret masuk.      

"Brak!" Pintunya ditutup!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.